Blogger Widgets

Sabtu, 03 Januari 2015

Menurut para ilmuwan, setiap warna memiliki makna tersendiri untuk otak kita yang dapat mempengaruhi suasana hati. Yang berarti, pilihan warna yang kita pakai atau yang berada pada sekeliling kita bisa mempengaruhi mood kita. Apa saja warna dan pengaruhnya terhadap mood? simak 5 warna berikut ini. KUNING - yang kadang banyak dihindari para wanita karena warnanya yang terlalu cerah - adalah warna yang ceria dan merangsang kerja otak kita jadi lebih fokus dan bersemangat. Kalau bawaannya lagi males dan bete. Warna kuning bisa menolong dan mengubah kemalasan kamu. Warna kuning menyeimbangkan pikiran dan membantu kamu merasa positif dan optimis. MERAH -warna yang energik- Warna merah dapat meningkatkan nafsu makan kamu, dan juga dapat meningkatkan keyakinan diri. Menggunakan gaun merah dapat memberi kamu banyak kepercayaan diri, bahkan kebanyakan ketika orang melihat warna merah, detak jantung pun berdetak lebih cepat. Jadi kalau kamu ingin membuat gebetan menengok, disarankan pakai baju merah yaaa HIJAU - back to nature - Membuat anda lebih santai dan lebih tenang, Warna ini menyejukkan mata dan menstabilkan perasaan kamu. Cocok untuk dipakai ketika lagi suntuk dan mood sedang turun. BIRU membuat kita tenang dan damai. Bahkan warna biru dipercaya dapat menghindari pertengkaran ataupun perdebatan. Warna ini juga sangat ideal untuk anak-anak yang hiperaktif. PINK merupakan warna yang terkesan feminin. Warna pink juga merupakan simbol cinta, kasih sayang, keindahan dan kepolosan. Warna pink ini adalah warna yang romantis dan dapat menenangkan hati kamu.

Kamis, 01 Januari 2015

A. Masalah dalam Penelitian Kualitatif Penelitian kuantitatif dan kualitatif selalu berangkat dari masalah. Dan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang atau berganti setelah penelitian berada di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah. Pertama, masalah yang dibawa peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian tetap sama. Kedua, masalah ketika memasuki penelitian menjadi berkembang dan meluas. Ktiga, masalah ketika memasuki penelitian berubah total. Peneliti yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang telah dipikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi da berkembang pada situasi sosial yang telah diteliti. B. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Ada tiga sifat yang melekat pada masalah yaitu : penting, urgen dan feasible. Dan suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tidak segera dipecahkan melalui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Dan masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan untuk menilai masalah tersebut apakah bersifat penting, urgen atau feasible maka perlu diuji melalui proses yang disebut analisis masalah. Dalam menetapkan fokus masalah diperlukan beberapa alternatif seperti diungkapkan Spradley dalam Sanapiah yang dikutip Sugiyono, yaitu : 1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orangtua murid, murid, pakar pendidikan dan sebagainya. 2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya. 3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan Iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang mudah di pahami dan menyenangkan. 4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian ini bersifat pengembangan yaitu melengkapi dan memperluas teori yang telah ada. C. Bentuk Rumusan Masalah Ada tiga bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. 1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh : Bagaimana konsep pendidikan Islam berbasis Anti Korupsi? 2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Contoh : adakah perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah dengan metode diskusi? 3. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal. Hubungan simetris adalah D.Judul Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif yang telah dirumuskan masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori. Contoh Judul penelitian kualitatif adalah : Model Pendidikan Islam Berwawasan Kesetaraan Gender pada Madrasah Aliyah Al Wathoniyah Cikedung Kab. Indramayu. E.Teori Dalam Penelitian Kualitatif Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih berssifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menemukan teori. Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, ini karena data yang terkumpul bersifat ssubyektif dan instrumen sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Dan untuk menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki wawasaan yang luas. Peneliti kualitatif juga dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca dan dituntut untuk melakukan grounded research yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.
A. Konsep dasar penelitian kualitatif Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam. Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari interviewer atau moderator group. Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan pandangan tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan. Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002). Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Selain itu juga juga terdapat pengertian penelitian dari beberapa ahli yaitu : a. Bogdan Dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. b. Kirk dan Miller (1986 : 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental. c. Willem dan Rausch (1969), kemudian diulas oleh Guba dan akhirnya disimpulkan atas dasar ulasan tersebut beberapa hal sebagai berikut  Inkuiri naturalistic selalu adalah suatu taraf.  Taraf sejauh mana tingkatan pengkajian adalah naturalistic merupakan fungsi sesuatu yang dilakukan oleh peneliti.  Yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan stimulus variabel-bebas atau kondisi-antiseden yang merupakan dimensi penting sekali.  Dimensi penting lainya ialah apa yang dilakukan oleh peneliti dalam membatasi rentangan respons dari keluaran subyek.  Inkuiri naturalistic tidak mewajibkan peneliti agar terlebih dahulu membentuk konsepsi-konsepsi atau teori-teori tertentu mengenai lapangan perhatianya, sebaliknya ia dapat mendekati lapangan perhatianya dengan pikiran yang murni dan memperkenankan interpretasi-interpretasinya muncul dari dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya. Walaupun demikian suatu pendekatan yang secara konseptual kosog tidaklah tepat dan naif.  Istilah naturalistic merupakan istilah yang memodifikasi penelitian atau metode, tetapi tidak memodifikasi gejala-gejala. B. Karakterisitik penelitian kualitatif. Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu: 1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung. 2. Memiliki sifat deskriptif analitik Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data. 3. Tekanan pada proses bukan hasil Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut. 4. Bersifat induktif Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan. 5. Mengutamakan makna Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat. Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan. Sejalan dengan pendapat di atas, Bogdan dan Biklen (1992) menjelaskan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu: 1. Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci. 2. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka 3. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. 4. Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk membuktikan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi. 5. Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar perilaku yang tampak. Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk: 1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya. 2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami. 3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif. Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengelolaan/manajemen kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru, dan lain-lain. Selain penelitian kualitatif yang digunakan dalam bidang pendidikan adalah penelitian tindakan kelas C. Landasan teori kualitatif. Teori dalam penelitian kualitatif bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh teliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal peneiltian kualitatif juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penetliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori. Dalam penelitian kualitatif bersifat holistik, jumlah teori yang harus di miliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara luas dan mendalam. Peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali dan berdasarkan apa yang diungkapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat perspetif emic artinya memperoleh data bukan sebagai mana seharusnya, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan. Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara . Dalam penelitian kualitatif penggunaan teori tidak sejelas dalam penelitian kuantitatif. Istilah yang digunakan untuk ”teori” beragam menurut jenis desain. Deskripsi Teori teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut: 1. Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian; 2. Membantu peneliti dalam mengkonstruksi hipotesis penelitian; Deskripsi Teori (lanjutan) 3. Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam menjelaskan dan memaknai data atau fakta yang telah dikumpulkan; 4. Dalam hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu mendudukkan permasalahan penelitian secara nalar dan runtut;Deskripsi Teori (lanjutan) 5. Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian, sehingga konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan bermakna; 6. Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman- pengalaman yang telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara baik; 7. Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen penelitian, terutama yang menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan validitas isi (content validity), teori akan memberikan dasar- dasar konseptual dalam menyusun definisi operasional Metode Penyusunan Landasan Teori Menurut Borg and Gall terdapat 4 metode menyusun landasan teori, yaitu : Mencari Sumber awal Mencari sumber Sekunder Membaca Sumber utama Membuat sintesis Mencari Sumber awal pertama yang harus dilakukan adalah Anda harus menemukan buku, artikels, dan publikasi lainnya yang relevan dengan pernyataan masalah. Anda dapat menemukan semua buku di perpustakaan yang berhubungan dengan topik ini. Mencari Sumber Sekunder peneliti lain sudah menulis Ulasan tentang pustaka yang relevan dengan pernyataan masalah Anda. Tinjauan tersebut adalah contoh dari sumber- sumber sekunder. sumber sekunder adalah dokumen tertulis oleh seseorang yang tidak benar-benar melakukan penelitian, mengembangkan teori-teori, atau mengungkapkan pendapat bahwa mereka telah buatan ke kajian literatur Membaca Sumber primer, berupa laporan asli yang permasalahan atau paling tidak memiliki tujuan penelitian yang sama seperti penelitian anda. laporan-laporan asli ini disebut sumber primer. sumber primer adalah suatu dokumen (misalnya jurnal artikel atau disertasi) yang ditulis oleh orang-orang yang benar-benar melakukan penelitian atau yang dirumuskan teori atau pendapat yang dijelaskan dalam dokumen Membuat sintesis mensintesis apa yang telah dipelajari dalam rangka untuk menulis tinjauan pustaka. tujuan dari kajian ini adalah untuk menginformasikan pembaca tentang apa yang sudah diketahui, dan apa yang belum diketahui, tentang masalah atau pertanyaan yang Anda berencana untuk meneliti. Pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif adalah sebuah fenomenologi sedangkan yang lainnya yaitu interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi diajadikan sebagai dasar tambahan yang melatar belakangi secara teoritis penelitian kualitatif. a. Fenomenologi Fenomenologi (Huserl) diartikan sebagai: 1. Pengalaman subjectif atau pengalaman fenomenologikal. 2. Suatu studi tentang kesadaran dari prespektif pokok dari seseorang. bisa dikatakan fenomenologi dibgunakan sebagai prespektif filosopi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif. Ada beberapa ciri pokok fenomeologis yang dialkuakn oleh peneliti fenomenologis yaitu :  Fenomenologis cenderung mempertentangkannya dengan naturalisme yaitu yang disebut objectivisme dan positivisme yang telah berkembang sejak jaman renaisans.  Secara pasti fenomenologis cenderung memmastikan kognisi yang mengacu pada apa yang dinamakan oleh Huserl dengan 'evidenz' yaitu sebuah kesadaran tentang suatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya dan mencakup untuk suatu dari segi itu.  Fenomenologis cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya. b. Interaksi simbolik Interaksi simbolik yang berapendapat bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran.Jadi penafsiran itu menjadi esensial.interaksi simbolik menajdai paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajiban peranan, resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat atau lingkungan pisik lainnya. c. Grounded theory (Glaser dan Strauss) Bependapat suatu teori muncul dari data atau sebuah pendekatan metode penelitian kualitatif yang menggunakan seperangkat prosedur sistematik untuk mengembangkan teori dari dasar uyang dieproleh secara induktif tentang suatu fenomenon. Ada bebrapa strategi analisis kunci antara lain :  Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga untuk menguraikan implikasi dan rincian dari kategorinya.  Memoing adalah proses mencatat pemikiran-pemikiran dan gagasan dari peneliti sewaktu hal-hal itu muncul selama studi.  Diagram terpadu dan sesi digunakan untuk menarik seluruh rincaian menajdi satu, untuk membantu agar data itu menjadi berarti dengan mengarahkan diri kepada teori yang muncul.

Minggu, 28 Desember 2014

materi pembelajaran TIK dengan menggunakan media power point untu men-download materi analisis swot tik milik saya sendiri bisa klik disini materi 1 komponen dan karakter TIK klik disini materi 2 data dan informasi klik disini materi 3 analisis swot TIK klik disini materi 4 peran dan manfaat TIK klik disini materi 5 program pemerintah dan swasta dalam implementasi TIK pada BK klik disini materi 6 konsep dasar TIK dalam pembelajaran modern BK klik disini materi 7 sejarah komputer klik disini materi 8 hardware software klik disini materi 9 hubungan teknologi informasi dan komunikasi dengan komputer klik disini

4 Manfaat rutin 'shut down', bisa bikin komputer panjang umur

Di masyarakat terdapat mitos yang cukup menyesatkan tentang mematikan komputer. Banyak yang beranggapan bila setiap komputer atau laptop dilarang dimatikan lewat 'shut down' setiap malam setelah dipakai seharian.
Namun, mitos tersebut salah besar! Rutin mematikan komputer atau laptop sejatinya mempunyai beberapa manfaat tersendiri yang baik untuk komputer, bahkan membuatnya dapat berumur panjang.
Lalu, keuntungan apa saja yang bisa didapat dengan rutin melakukan shut-down pada komputer? Berikut ulasannya.

1.
Minim masalah sistem

Keuntungan pertama yang didapat oleh pengguna dengan rutin mematikan komputer adalah masalah temporer sistem dan program komputer. Sebagian besar komputer yang memang digunakan seharian penuh seperti komputer server atau warnet (warung internet) khusus game terbukti sering mengalami masalah sistem.
Meskipun masalah-masalah itu tidak terlalu serius, namun peningkatan frekuensi timbulnya masalah bisa membuat pengguna jengah. Nah, masalah-masalah itu biasanya akan teratasi setelah dilakukan reboot.
Jika Anda ingin lebih dini mengantisipasi masalah-masalah sistem tersebut, lebih baik melakukan shut-down secara rutin. Bagi laptop sendiri akan lebih baik di-shut-down kurang dari 8 jam.

2.
Hemat listrik dan buat baterai awet

Dengan mematikan komputer di malam hari dan tidak meninggalkannya untuk mengunduh film atau game semalaman penuh, Anda juga secara otomatis menghemat daya listrik atau baterai cukup tinggi.
Terlebih bila komputer Anda adalah komputer premium dengan spesifikasi tinggi. Komputer premium biasanya mengonsumsi energi baterai dan listrik yang lebih tinggi. Mematikan komputer di malam hari bisa menghindarkan Anda dari tunggakan listrik tinggi.
Selain itu, terus menggunakan laptop semalaman dengan charger yang terus terhubung sering kali dapat membuat baterai cepat ngedrop. Anda tentu tidak mau menganggarkan uang sampai Rp 1 juta untuk membeli baterai baru bukan?

3.
Komputer jauh lebih awet

Komponen hardware dari komputer dan laptop biasanya baru akan bermasalah setelah 3-5 tahun pemakaian. Namun, jarang mematikannya bisa mempersingkat umur karena terlalu sering digunakan dan 'kepanasan'.
Oleh karena itu akan lebih baik rutin menshut-down komputer untuk menjamin komputer Anda berumur panjang. Di sisi lain, jangan melupakan pembersihan komponen CPU atau laptop dari debu yang menempel dan rutin mengupdate software agar beban kerja komputer tidak terus bertambah.

4.
Bebas polusi suara

Bagi laptop yang dihidupkan semalaman mungkin suaranya tidak akan terlalu mengganggu telinga kita, namun lain halnya dengan komputer. Suara dari fan dan komponen lainnya dapat merusak jam tidur Anda. Apalagi, dalam beberapa kasus komputer dapat secara tidak sengaja mengeluarkan suara apabila terjadi masalah.
Jadi, sebaiknya Anda rajin mematikan komputer di malam hari agar tidak mendapat gangguan saat tengah tertidur lelap. Hal ini juga sangat disarankan bila Anda tinggal di kosan dan mempunyai teman sekamar.

Jumat, 05 Desember 2014

ANALISIS SWOT TIK BK


1)      STRENGTHS (KEKUATAN)
      Mempermudah dalam melakukan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
      Sangat mudah untuk diakses klien dalam melakukan konseling online. tidak ada batas ‘ruang’ dan ‘waktu’.
      Konselor dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan konseli.
      Tidak membutuhkan biaya transportasi yang sangatlah merepotkan
      Format dalam proses pelayanan pun menggunakan protokol yang terstruktur à konseling à  E-therapy à memungkinkan tidak pernah bertatap mukanya antara konselor dan klien.
      Klien/Konseli dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
            à “cyber counseling” atau konseling maya,
       Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
      Pelayanan melalui teknologi informasi bersifat semi anonim
      Klien/ konseli lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka . Pelayanan bimbingan konseling pun lebih terpusat
      Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu bersifat pribadi
      Konselor dapat menyesuaikan kesiapan klien/ konseli dalam mengambil tindakan yang diperlukan, memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan kliennya
      Klien/ konseli Lebih Mudah Berekspresi Tanpa Takut Intervensi Langsung

2)      WEAKNESES (KELEMAHAN)
      Bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif à menggunakan TI.
      konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi klien/konseli di dunia ICT ini.
      kesiapan dan adaptasi para konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
      Konselor tidak dapat memastikan bahwa klien/konselinya benar-benar seruis atau tidak. - Tidak Dapat Melihat Ekspresi Mimik/ Ekspresi Nonverbal Klien/konselinya
      Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya
      Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman
      Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan  klien.
      Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien/konseli, sehingga pemecahan masalah dengan teknik pendekatan ini pada akhirnya akan kabur.
      Permasalahan yang dihadapi oleh klien/konseli beraneka ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan segi-segi yang penting dalam proses konseling.
      Dianggap oleh klien sebagai perampasan tanggung jawab, maka teknik pendekatan ini kurang baik untuk di pergunakan.
      Kurang terdapat keamanannya karena dalam internet memang belum ada proteksi yang cukup kuat untuk mengamankan data.
            Konseling yang dilakukan secara online terdapat banyak masalahnya dan berikut ini tipe- tipe permasalahannya, yaitu caveat merupakan dimana konselor dengan sertifikasi tidak jelas atau tidak memiliki jaminan keamanan tidak memadai, closed merupakan konselor yang sudah tidak menggunakan situsnya untuk melakukan konseling online akan tetapi masih tetap online untuk keperluan lain dan juga tidak pernah melakukan up-dating secara berkala, gone merupakan situs-situs yang sudah kadaluarsa yang pernah dilakukan untuk proses konseling online dan sudah ditutup. (Khaerunnisa dkk., 2011)

3)      OPPORTUNITIES (PELUANG)
      Pelayanan melalui teknologi informasi dan komunikasi formatnya harus memfasilitasi konseling yang proaktif
      Setelah klien/konseli membuka komunikasi via teknologi informasi awal, maka konselor berinisiatif untuk memulai suatu kontak berikutnya sehingga ia dapat menciptakan suatu taraf terapis berupa dukungan sosial dan klien bertanggung jawab selama proses penyembuhannya
      Konselor akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang hayat.
      Memberikan pelatihan internet kepada konselor untuk mendukung terwujudnya Cyber Counseling  dengan mengundang pakar yang ahli dibidangnya.
      Memprogramkan mata kuliah komputer dan aplikasinya sejak dini kepada calon konselor dan tidak menutup kemungkinan di masing-masing sekolah dasar atau menengah diupayakan mata pelajaran tambahan tersebut.

4)      THREATS (ANCAMAN)
      Kompetensi yang dimiliki konselor dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh àberakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemampuan teknologi.
      Konselor harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan bimbingan konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai teknologi informasi.
      Etika untuk Konsultasi Online à mengacu pada hukum dan kode etik konsultasi online, yang memberitahukan konseli tentang metode konseling juga menginformasikan proses konsultasi. Untuk menghindari kemungkinan penipuan atau main-main dalam melakukan proses konseling, maka dapat memperjelas identitas konselor atau konseli.
      Penyediaan infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih banyak tempat-tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan perangkat teknologi informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui teknologi informasi, sehingga pelayanan bimbingan konseling akan berjalan efektif tanpa batas ruang dan waktu.
      Terjadi penyelewengan penyelenggaraan BK secara online. Isu – isu etik dan legal TI dalam pelayanan BK, seperti tentang pertimbangan etika untuk konsultasi secara online, kerahasiaan dan tingkat keamanan dalam pelayanan BK online, tingkat keamanan e-counseling, permasalahan bahasa dan budaya, dan kompetensi konselor dalam menggunakan TI dalam melayani konseli.

Teknologi informasi diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia sebagai individu yang ingin pekerjaannya lebih mudah dan sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling teknologi informasi digunakan apabila pelayanan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara langsung, jadi teknologi informasi dalam bimbingan konseling hanya sebagai alternatif.  Konselor dapat menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam menyusun, mencari dan mengolah data. Komputer pun dapat menyimpan dan mendapatkan informasi dengan lebih cepat, mudah, dan praktis.  Pelayanan konseling ditujukan untuk memecahkan masalah dan kalau bisa mencegah timbulnya masalah, namun kesibukan klien dan konselor sendiri terkadang malah menambah masalah.